Rabu, 28 September 2016

Perintah Dasar di dalam Terminal Linux

Hai guys, dalam artikel selanjutnya ini, penulis akan menunjukkan sederetan perintah yang biasa digunakan dalam terminal Linux. Beberapa perintah yang ada, tidak selalu tersedia di dalam terminal tersebut sebelumnya. Jadi, apabila ingin menggunakannya dan ternyata perintah tersebut belum ada, maka kita dapat melakukan instalasi terlebih dahulu terhadap perintah yang diinginkan, dengan cara mengetikkan #apt-get install nama_perintah untuk APT-based distribution dan #yum install nama_perintah untuk YUM-based distribution. Berikut sederetan perintah yang ada dalam terminal Linux, dikategorikan berdasarkan fungsi:

1. Perintah untuk Fungsi Umum
$su atau $sudo su : perintah memindahkan user, dari user biasa ke root
#cd : masuk ke dalam folder
#cd .. : keluar dari folder dimana user berada
#touch : perintah membuat file, contoh: touch nama_file
#chmod : perintah mengubah hak akses, contoh: chmod 777 nama_file (hak akses penuh)
#mkdir : perintah membuat folder, contoh: mkdir nama_folder
#nano : perintah membuka file, contoh: nano nama_file
#cat : menampilkan isi file, contoh: cat nama_file
#ls : melihat isi folder
#ls -l : melihat isi folder beserta hak akses
#history : melihat kembali perintah-perintah yang telah dijalankan sebelumnya
#date : menunjukkan informasi hari, tanggal, dan jam
#cal : menampilkan informasi tanggal dalam bentuk kalender
#cmp : melihat perbedaan file1 dan file2, contoh: cmp nama_file1 nama_file2
#cp : perintah copy file dari satu folder ke folder lain, contoh: cp /lokasi_folder/nama_file /lokasi_folder_dituju/
#cp -r : perintah copy folder dari satu folder ke folder lain, contoh: cp -r /lokasi_folder/nama_folder /lokasi_folder_dituju/
#cp : menggandakan file, contoh: cp nama_file1 nama_file2
#cp -r: menggandakan folder, contoh: cp -r nama_foder1 nama_folder2
#rm : menghapus file, contoh: rm /lokasi_folder/nama_file
#rm -r : menghapus folder, contoh rm -r /lokasi_folder/nama_folder
#mv : memindahkan file/folder, contoh: mv /lokasi_folder/nama_file_atau_folder /lokasi_folder_dituju/
#mv : mengubah nama file/folder, contoh: mv nama_file1_atau_folder1 nama_file2_atau_folder2_setelah_diubah
#man : melihat perintah-perintah manual unix, contoh: man nama_perintah, untuk keluar gunakan tombol "Q" pada keyboard
#pwd : menunjukkan posisi user sedang berada
#reboot : perintah restart PC (Personal Computer)
#poweroff atau #halt : perintah mematikan PC
#uname -a : melihat versi kernel
#hostname : menampilkan nama komputer
#du : menampilkan ukuran file, contoh: du nama_file
#free : menampilkan informasi penggunaan memori
#ifconfig : melihat alamat IP dan interface yang aktif
#df -h : melihat informasi pemakaian disk
*Shortcut CTRL+ALT+T : shortcut untuk membuka terminal Linux
*Shortcut CTRL+Shift+Q : shortcut untuk menutup terminal Linux
*Shortcut CTRL+L : shortcut untuk mengosongkan kembali tampilan layar
*Shortcut CTRL+Shift+T : shortcut untuk membuka tab baru di terminal Linux
*Shortcut CTRL+Shift+W : shortcut untuk menutup tab di terminal Linux
*Shortcut ALT+n :  shortcut  pindah tab ke-n, nilai n=1,2,3,dst.

2. Perintah Monitoring
#ps -aux: perintah monitoring aktivitas yang sedang berjalan
contoh cara menghentikannya:
#ps -aux30. kill atau #kill 30
Note: angka 30 yang dimaksud adalah ID proses.

3. Perintah seputar User Login
$sudo login : pintu masuk salah satu user aktif
#exit : keluar dari area user aktif
#adduser : menambah user, contoh: adduser nama_user_baru
#passwd : membuat password sebuah user, contoh: passwd nama_user
#userdel : menghapus user, contoh: userdel nama_user
#last : melihat user yang sebelumnya login
#id  : menampilkan identitas user (kedudukan dan posisi user yang sedang aktif saat ini)
#whoami : menampilkan apa kedudukan user yang sedang aktif saat ini
#who : menunjukkan informasi nama user
#finger : menunjukkan informasi nama user secara lebih lengkap
#groupadd : membuat grup dari beberapa user, contoh: groupadd nama_grup
#groupdel : menghapus grup, contoh: groupdel nama_grup
#gpasswd -a: menambahkan user ke dalam grup, contoh: gpasswd -a nama_user nama_grup
#gpasswd -d: menghapus user dari grup, contoh: gpasswd -d nama_user nama_grup
*/etc/passwd : informasi akun user
*/etc/shadow : informasi akun user yang terlindung
*/etc/group : informasi tentang grup

4. Perintah Pencarian
#grep -n: mencari variabel di baris tertentu, contoh: grep -n "shutdown" /etc/*
#find / -name: perintah pencarian berdasarkan nama dan jenis ekstensi yang digunakan, contoh: find / -name nama_objek
#locate : mencari lokasi file, contoh: locate passwd
#which : menampilkan lokasi perintah dasar, contoh: which reboot

5. Perintah untuk melakukan Remote PC
a) Telnet, port: 23
#telnet IP_server
b) SSH (Secure Shell), port: 22
#ssh user@host_server
c) SCP (Secure Copy), port: 22
Note: penggunaan perintah SCP ini juga melalui koneksi SSH.
perintah copy file:
#scp user@host_server:/lokasi_folder/nama_file user@host_client:/lokasi_folder_dituju/
perintah copy folder:
#scp -r user@host_server:/lokasi_folder/nama_folder/ user@host_client:/lokasi_folder_dituju/

6. Perintah Instalasi Paket
a) Paket Debian
#dpkg -i nama_paket.deb
b) Paket RPM (RedHat Package Manager)
#rpm -ivh nama_paket.rpm

7. Perintah Kompres File dan Ekstrak File
a) File Tar
kompres file:
#tar -cvf nama_paket.tar /lokasi_folder1/nama_file1 /lokasi_folder2/nama_file2
ekstrak file:
#tar -xvf nama_paket.tar

b) File Tar.Gz
kompres file:
#tar -czvf nama_paket.tar.gz /lokasi_folder1/nama_file1 /lokasi_folder2/nama_file2
ekstrak file:
#tar -xzvf nama_paket.tar.gz

c) File Zip
kompres file:
#zip nama_paket.zip /lokasi_folder1/nama_file1 /lokasi_folder2/nama_file2
ekstrak file:
#unzip nama_paket.zip

d) File GZip
kompres file:
#gzip nama_paket.gz /lokasi_folder1/nama_file1 /lokasi_folder2/nama_file2
ekstrak file:
#gunzip nama_paket.gz 

e) File BZip2
kompres file:
#bzip2 -k nama_paket.bz2 /lokasi_folder1/nama_file1 /lokasi_folder2/nama_file2
ekstrak file:
#bunzip2 -k nama_paket.bz2

Note just for remember:
Port Telnet (Telecommunication Network): 23
Port SSH (Secure Shell): 22
Port SCP (Secure Copy): 22
Port FTP (File Transfer Protocol): 21
Port SSL (Secure Socket Layer)/HTTPS: 443
Port SMB (Server Message Block): 445
Port POP3 (Post Office Protocol version 3): 110
Port HTTP (Hypertext Transfer Protocol): 80

Demikian sederetan perintah yang digunakan dalam terminal Linux. Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan perintah-perintah tersebut. Selain berfungsi sebagai catatan, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Sumber:
Endro Ngujiharto, Alumni Mahasiswa Teknik Informatika UII, angkatan 2011.
http://blognyasaya-oq.blogspot.co.id/2012/11/user-dan-group-di-linux_8.html
http://manpages.ubuntu.com/manpages/precise/id/man8/useradd.8.html
https://kedairastavara.wordpress.com/2012/07/06/tombol-pintas-pada-desktop-ubuntu/

Senin, 26 September 2016

Perintah Penting untuk Melakukan Instalasi di RedHat Enterprise Linux (RHEL)

Oke guys, langsung to the point saja. Dalam artikel ini, penulis akan menunjukkan beberapa perintah penting yang perlu diingat, dalam melakukan proses instalasi di dalam Sistem Operasi RedHat, antara lain
1. wget "link_paket.rpm"
Perintah di atas, digunakan untuk mengambil file dari link yang dituju.


2. rpm -i (nama_paket.rpm)
Digunakan untuk melakukan instalasi tanpa menunjukkan proses instalasinya.


3. rpm -ivh (nama_paket.rpm)
Digunakan untuk melakukan instalasi dengan menunjukkan proses instalasinya.


4. rpm -ivh --nodeps (nama_paket.rpm)
Ini adalah perintah instalasi ampuh yang dapat digunakan jika dua perintah instalasi sebelumnya gagal untuk dilakukan. Hanya saja, kelemahan dari perintah ini, kita tidak diberitahu dependensi paket apa yang perlu diinstal, agar paket yang diinginkan dapat terinstal dengan baik. Jadi, perintah ini hanya penulis gunakan ketika proses instalasi sudah sampai tahap muter-muter alias berputar atau looping.


5. rpm -e --nodeps --justdb (nama_paket_tanpa_ekstensi)
Perintah di atas, digunakan untuk menghapus paket yang telah terinstal, dan sangat berguna ketika terjadi konflik saat melakukan instalasi paket, akibat perbedaan versi paket yang baru dan yang lama, yang telah terinstal sebelumnya. Dalam penggunaannya, nama paket diketik tanpa diikuti ekstensi.


Note:
a) Untuk mengetahui perintah rpm lainnya, dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah #rpm --help.
b) Berikut adalah link yang dapat dituju untuk mencari paket rpm yang dibutuhkan:
*https://rpmfind.net/linux/RPM/
*http://rpm.pbone.net/index.php3/
c) Sebelum melakukan proses instalasi, perlu diketahui terlebih dahulu jenis sistem operasi apa yang digunakan, agar paket yang diambil tidak keliru, dan tidak merusak tatanan dependensi paket yang telah terinstal. Cara pengecekan tersebut, dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah #uname -a. Dengan perintah ini, maka akan diketahui jenis sistem operasi yang digunakan apa, nama hostnya siapa, versi kernelnya berapa, dan versi sistem operasinya juga berapa. Berikut gambar yang dapat menjelaskan tentang versi kernel tersebut.


Demikian beberapa perintah yang dapat digunakan dan perlu diperhatikan, dalam melakukan instalasi di Sistem Operasi RedHat. Catatan ini, sebenarnya sebagai reminder bagi penulis. Semoga artikel ini dapat bermanfaat pula bagi pembaca. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian materi. Silahkan kirimkan kritik dan sarannya kepada penulis. Terima kasih.


Sumber:
Andi Hary Akbar, Alumni Mahasiswa Teknik Informatika UII, angkatan 2011.
https://www.centos.org/forums/viewtopic.php?t=36230

Minggu, 25 September 2016

How to Add Network Adapter on Windows 7

Hai guys, pada artikel selanjutnya ini, penulis akan menunjukkan cara bagaimana menambah network adapter pada Windows 7. Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya, yang berisikan materi tentang cara menghubungkan jaringan internet, dari PC virtual machine (RedHat Server) ke jaringan internet yang telah terpasang pada PC utama (Windows 7). Nah, untuk mengatur jaringan seperti pada contoh blog tersebut, maka perlu dibuat network adapter terlebih dahulu pada PC utama, yang kemudian adapter tersebutlah yang akan digunakan oleh PC virtual machine, dapat terhubung dengan jaringan yang digunakan oleh PC utama. Berikut cara membuat network adapter tersebut.
1. Klik kanan pada menu Computer, dan kemudian pilih submenu Manage.


2. Selanjutnya, pilih menu Device Manager>Network Adapters.


3. Setelah itu, pilih menu Action di pojok kiri atas, dan kemudian pilih submenu Add legacy hardware di dalamnya, untuk menambah hardware (network adapter).


4. Dari langkah sebelumnya tersebut, muncul tampilan Welcome to the Add Hardware Wizard. Tekan next untuk melanjutkan instalasi hardware.


5. Cheklist bagian "Install the hardware that manually......." . Ini adalah langkah untuk menambahkan hardware secara manual.


6. Pilih tipe hardware yang ingin dilakukan instalasi.


7. Setelah itu, pilih vendor penyedia adapter yang ada, dan tentukan jenis adapter yang ingin digunakan. Dalam contoh blog ini, penulis menggunakan jenis network adapter: VirtualBox Host-Only Ethernet Adapter, yang berasal dari Manufacturer: Oracle Corporation.


8. Klik Next,  dan hardware siap untuk melakukan proses instalasi.


9. Berikut hasil dari proses penambahan network adapter pada Windows 7.


Demikian artikel yang dapat penulis sampaikan. Mohon maaf jika ada penyampaian yang keliru. Terima kasih, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.


Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=s4PrqOfJRgs

Minggu, 18 September 2016

How to Connect Internet by DNS Client on RedHat Server

Assalamu'alaikum guys, dalam artikel selanjutnya ini, penulis akan mencoba menjajaki ranah sistem operasi yang berbeda, yakni Sistem Operasi RedHat. Penulis akan mulai penjajakan tersebut, dengan berbagi tips terkait bagaimana melakukan konfigurasi DNS Client pada Sistem Operasi RedHat Server, yang berjalan di dalam aplikasi VirtualBox. Konsep dasar terkait langkah tersebut, penulis peroleh dari beberapa situs di internet dan modul konfigurasi server dari lembaga IDN Yogyakarta. Tujuan dari penggunaan DNS Client ini adalah agar server dapat memperoleh layanan internet terlebih dahulu dari PC (Personal Computer) utama, sehingga aktivitas server dalam melakukan instalasi maupun berbagi resource menjadi lebih mudah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diimplementasikan untuk memperoleh akses layanan internet tersebut.
1. Sebelum melakukan setting alamat IP (Internet Protocol) pada terminal server, perlu dilakukan pengaturan sharing internet terlebih dahulu pada PC utama, yakni dengan membuka link "Open Network and Sharing Center" di pojok kanan bawah.


2. Setelah itu pilih link "Change adapter settings".


3. Setelah masuk di dalam Connection Network area, klik kanan interface Wireless. Pilih tab Sharing. Dalam tab tersebut, pilih salah satu interface yang akan diberikan layanan internet (sharing internet), dan dalam contoh ini, penulis memilih interface "VirtualBox Host-Only Network" sebagai interface yang akan diberikan layanan internet tersebut. Tentang bagaimana cara menambahkan interface dalam Sistem Operasi Windows, insyaallah akan penulis sampaikan pada artikel selanjutnya. Jangan lupa pula untuk memberikan cheklist pada perintah "Allow other network users to connect...." and "Allow other network users to control...." .


4. Pengaturan sharing internet telah selesai dilakukan, kemudian kita dapat memberikan alamat IP pada interface yang telah dipilih sebelumnya (VirtualBox Host-Only Network), seperti dalam contoh ini alamat IP yang diberikan adalah 192.168.137.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 . Alamat IP tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai gateway di dalam pengaturan alamat IP Server.


5. Setelah konfigurasi di atas selesai dilakukan, selanjutnya masuk dalam menu "Settings" pada Sistem Operasi RedHat Server. Dalam menu tersebut, pilih tab Adapter 1 pada submenu "Network". Lakukan pengaturan adapter di dalamnya, dengan menyesuaikan interface yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu ubah hak akses menjadi "Allow All" pada Promiscuous Mode, dan jangan lupa checklist Cable Connected di bawahnya.


6. Setelah itu, baru kita menuju ke server  RedHat yang ada di dalam workstation VirtualBox. Pertama, backup terlebih dahulu file ifcfg-eth0 ke dalam folder baru, dibuat dengan nama "bkup". Cara membuat folder tersebut, dilakukan dengan mengetikkan perintah #mkdir bkup di dalam folder "/" pada contoh ini. Setelah itu, masukkan perintah backup data eth0 dengan perintah #cp /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0 /bkup/ifcfg-eth0.backup


7. Data telah tercopy. Selanjutnya, masuk dalam file ifcfg-eth0 dengan perintah #nano /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0 . Di dalam file tersebut, masukkan data seperti berikut:

DEVICE=eth0
HWADDR=08:00:27:0E:18:96
TYPE=Ethernet
UUID=79bc51cc-0335-4a3c-99ab-7f91479c251a
ONBOOT=yes
NM_CONTROLLED=yes
BOOTPROTO=static
BROADCAST=192.168.137.255
IPADDR=192.168.137.2
NETMASK=255.255.255.0
NETWORK=192.168.137.0
GATEWAY=192.168.137.1
DNS-NAMESERVERS=192.168.137.2
DNS-SEARCH=vschool.lan
USERCTL=no
PEERDNS=no

Note: Data yang dimasukkan, menyesuaikan jaringan IP yang digunakan.


8. Setelah itu, simpan data dengan menekan tombol shortcut "Ctrl+X", dan kemudian pilih yes dengan menekan tombol "Y".

9. Selanjutnya restart jaringan, dengan perintah #service network restart .


10. Hasil pengaturan interface eth0 dapat dilihat dengan perintah #ifconfig .



11. Sampai pada tahap ini, jaringan yang digunakan hanya dapat melakukan ping ke alamat IP Google, namun belum dapat digunakan untuk memanggil DNS Google.



12. Untuk mengatasi masalah di atas, maka harus dilakukan konfigurasi DNS Client terlebih dahulu, agar server dapat mengenali nama situs di internet atau nama host di jaringan LAN. Cara ini dilakukan dengan mengubah nama situs menjadi bentuk yang dikenali komputer, yakni IP address. Mekanisme atau cara tersebut disediakan oleh Name Resolver yang terdapat dalam standar library linux (Sumber: Modul IDN). Langkah yang perlu dilakukan untuk setting DNS Client tersebut, dimulai dengan mengisikan alamat IP lokal ke dalam file hosts di dalam folder /etc . Pertama, buka file tersebut dengan perintah #nano /etc/hosts . Setelah itu, tambahkan data host seperti contoh berikut:

192.168.137.2 vschool.vschool.lan vschool

Note: Data yang dimasukkan menyesuaikan jaringan IP yang digunakan.


13. Setelah itu data disimpan dan lanjut ke dalam pengaturan file resolver. File tersebut digunakan untuk mengatur tiga kata kunci, yakni "domain" untuk menentukan nama domain lokal, "search" untuk menentukan daftar nama-nama domain yang digunakan untuk mencari nama host, dan "nameserver" untuk menentukan IP address dari DNS Server yang digunakan oleh Name Resolver (Sumber: Modul IDN). Pengaturan file resolver tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan perintah yang sama #nano /etc/resolv.conf . Setelah itu, silahkan isikan data seperti contoh berikut:

nameserver 192.168.137.2
nameserver 192.168.137.1
search vschool.lan idn.id
domain vschool.lan


14. Simpan data, dan kemudian silahkan cek hasil konfigurasi dengan melakukan ping ke situs google.com.


15. Ping ke situs Google telah berhasil dilakukan, dengan demikian server telah dapat menggunakan layanan internet dari PC utama, untuk keperluan instalasi secara online maupun berbagi resource dengan PC lain.



Demikian  rangkaian tahapan konfigurasi DNS Client pada Sistem Operasi RadHat Server di dalam workstation VirtualBox. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyampaian teori atau implementasi. Selain sebagai arsip pribadi, semoga artikel tersebut dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca. Terima kasih.

Sumber:
https://ijaldmi.wordpress.com/2012/01/07/konfigurasi-ip-address-static-di-linux-redhat-9-0/
Buku Ubuntu Camp 2016 - Server Dasar oleh Andri Muhyidin (Modul IDN)